Minggu, 19 Juni 2011

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


1.      Definisi Penyakit Menular Seksual (PMS)
          Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga venereal (dari kata venus, yaitu Dewi Cinta dari Romawi kuno), didefinisikan sebagai salah satu akibat yang ditimbulkan karena aktivitas seksual yang tidak sehat sehingga menyebabkan munculnya penyakit menular, bahkan pada beberapa kasus PMS membahayakan.
2.      Macam-macam Penyakit Menular Seksual (PMS)
a.       Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
           AIDS merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya kelainan yang kompleks dari sistem pertahanan seluler tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap mikroorganisme oportunistik. Human Immunodeficiency Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang hidup di dalam darah manusia, tidak dalam darah setiap orang tetapi hanya dalam darah seseorang yang terinfeksi. HIV tidak membedakan usia, warna kulit, orientasi seksual, agama, kebangsaan ataupun faktor pembeda lainnya.
           HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua spesimen yang berupa cairan tubuh dan berasal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan infeksius dan sangat potensional untuk menularkan virus ini pada orang lain, termasuk ketika sorang penderita HIV positif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya maka bukan tidak mungkin bila pasangannya nantinya akan terinfeksi virus ini juga. Baik penderita HIV wanita maupun pria sangat riskan untuk menularkan virus ini pada pasangannya ketika berhubungan seksual, yakni melalui cairan sperma (bagi penderita pria) dan darah menstruasi (bila melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi bagi penderita wanita). Diyakini bahwa jumlah HIV dalam ludah seseorang yang terinfeksi sangat sedikit, oleh karenanya anda tidak perlu khawatir dengan ludah penderita HIV. Selain melalui hubungan seksual, HIV juga bisa disebarkan melalui jarum suntik yang digunakan seseorang yang telah terinfeksi, atau bahkan bisa juga ditularkan oleh seorang ibu dengan HIV positif kepada bayinya pada waktu hamil atau menyusui. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebaran HIV yang infeksius ini dapat melalui perseksual, peroral (kemungkinan sangat kecil), parenteral (jarum suntik), dan perplasenta.

b.      Herpes Simplex Virus
          Herpes Simplex merupakan salah satu penyakit menular, yang disebabkan oleh virus DNA. Virus (Herpes Simplex) ini menyerang pada kulit, mukosa dan syaraf manusia. Gejala utama adalah : munculnya bintil (kumpulan vesiculae) secara serentak pada perbatasan kulit-mukosa serta terjadi di sembarang tempat (yang terinfeksi) dan sering didapati pada : area sekitar mulut, hidung, mata, jari tangan, pantat dan genetalia. Bintil ini bertahan 2-3 minggu, kemudian pecah. Biasanya diikuti rasa terbakar, nyeri dan gatal, serta sakit kepala dan demam.
Penyakit ini dapat menular melalui sentuhan serta adanya transmisi kontak langsung (misalnya berciuman)dengan penderita. Bintil herpes simplex virus ini bila ditemukan pada area sekitar genetalia, transmisi kontak langsung (melalui hubungan seksual) dengan penderita bukan tidak mungkin menyebabkan anda terinfeksi. Memakai pakaian penderita (secara bergantian) juga dapat diindikasikan sebagai media penularan herpes.

c.       Kutil Pada Alat Kelamin ( venereal )
           Kutil pada alat kelamin (berbeda dengan kutil/benjolan kecil yang kadang timbul pada kaki, tangan dan punggung) merupakan salah satu PMS bagian dari human papilloma virus yang terdiri dari 100 jenis variasi virus. Inspeksi (pengamatan) bintil kutil pada alat kelamin ini akan tampak seperti kutil biasa, hanya saja jumlahnya tidak hanya satu atau dua saja tapi banyak dan bergerombol, berukuran sangat kecil dan seringkali tak terlihat. Gejala awal munculnya virus ini ditandai dengan adanya sekelompok kutil di sekitar alat kelamin (genetalia), rectum dan gluteus. Bahkan pada beberapa kasus disebutkan bahwa kutil ini ditemukan pada bagian dalam vagina.
           Veneral menjadi salah satu infeksi menular seksual yang penyebarannya paling cepat. Virus ini bisa tertular melalui kontak fisik secara langsung (berhubungan seksual) dengan penderita, bahkan hanya menyentuhnya saja anda bisa terinfeksi, Terlebih lagi veneral sangat kecil (sulit dihindari). Biasanya tubuh penderita akan membentuk antibodi terhadap virus ini sehingga penularan terhadap bagian tubuh yang lain tidak akan terjadi.

d.      Gonorrhea
           Infeksi akut yang disebabkan bakteri neiserria gonorrhoe (gonococcus) berbentuk menyerupai kacang buncis, hanya tumbuh pada membran yang lembab dan hangat, antara lain : anus dan genetalia. Masa inkubasi gonorrhoe antara 2-10 (sekitar 2 minggu)hari terhitung setelah penderita terinfeksi pertama kali.
Adapun gejala gonorrhoe secara umum; pengeluaran sekret (purulent), disuria, malaise, sakit kepala dan limpadenopati regional. Pada wanita tidak menunjukkan adanya gejala fisik sampai pada fase nyeripada punggung, nyeri abdomen dan panggul, cervix dan kelenjar bartolini tampak bengkak. Sebagian pria yang terinfeksi menunjukkan gejala antara lain ; bau busuk pada area genetalia, sekresi cairan pekat yang menetes ujung penis dan rasa perih ketika buang air kecil. Infeksi gonorrhoe terjadi melalui kontak fisik (seksual) secara langsung tanpa pemakaian “pelindung” dan mengabaikan seks yang aman.

e.       Chlamydia
           Chlamidia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh sejenis bakteri Chlamidia trachomatis yang hidup dan berkembang dalam tubuh. Pada pria; terjadi peradangan pada saluran kencing atau epididymis ( saluran kecil dan panjang sebagai tempat penyimpan sperma ), demam, keluarnya cairan dari penis, rasa sakit atau rasa berat pada kantong buah pelir. Pada wanita; infeksi saluran kemih dan cervix, infeksi ovarium dan tuba fallopii, sekresi cairan abnormal, iritasi (gatal) pada genetalia, rasa panas saat berkemih, sakit perut (bawah) hebat dan pendarahan diluar menstruasi. Melalui kontak fisik (seksual) secara langsung tanpa “pelindung” dan tidak menerapkan pola hubungan seks yang sehat dan aman.
f.       Sifilis
          Sifilis didefinisikan sebagai infeksi kronik menular yang disebabkan bakteri troponema pallidum, menginfeksi dan masuk ke tubuh penderita kemudian merusaknya sampai penderita meninggal dunia. Pada kenyataannya sifilis dapat disembuhkan, bahkan ketika telah memasuki tahap akhir sekalipun kerusakan telah terjadi pada tubuh penderita. Masa inkubasi antara 10-90 hari, dengan gejala: :
Tahap 1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit –chancre- tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chancre hampir selalu muncul di dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak diobati (sampai tahap 1berakhir), setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap berada di tubuh penderita.
Tahap 2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan terdapat bintil. Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan.
Tahap 3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Dalam stase ini akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung, kerusakan hati,lumpuh dan gila. Tahap letal.
Harus terjadi kontak langsung dengan kulit orang yang telah terinfeksi disertai dengan lesi infeksi sehingga bakteri bisa masuk ke tubuh manusia. Pada saat melakukan hubungan seksual (misal) bakteri memasuki vagina melalui selaput lendir dalam vagina, anus atau mulut melalui lubang kecil. Sifilis sangat infeksius pada tahap 1 dan 2. selain itu, sifilis juga dapat disebarkan per-plasenta.

g.      Hepatitis
          Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA (hepatitis B) atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati, yang menyebabkan perasangan pada sel hati dengan segala akibatnya. Terdeteksi adanya hepatitis virus ABCDEF, namun yang berkaitan dengan PMS adalah B dan C.
Hepatitis B
Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh usia. Gejala yang muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit kepala, diare, nafsu makan menurun, oto pegal-pegal dan sakit perut, demam tinggi serta vomitus. HbsAg+ berperan menyebarkan virus melalui cairan yang sudah terinfeksi, antara lain: air mani, darah, cairan vagina ataupun ludah masuk ke tubuh manusia melalui luka yang terbuka dan bagian tubuh yang memungkinkan untuk infeksi bakteri. Hepatitis C
Gejala biasanya baru muncul 10-15 tahun setelah terinfeksi. Gejala yang muncul antara lain: lelah, mual, kehilangan nafsu makan,vomitus, sakit perut, otot terasa pegal, demam, diare dan sakit kuning. Mediasi penularan hepatitis C yang utama adalah melalui pemakaian jarum suntik yang tidak disposible. Namun virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan proporsi yang lebih rendah (yakni dengan pemaparan antara darah wanita menstruasi yang melakukan hubungan seks dengan perlukaan akibat hepatitis pada pria pasangannya).

h.      Infeksi Jamur (candida)
           Candida adalah jamur yang biasa pada mulut dan usus besar sebagai flora normal. Pada wanita, jamur ini juga ditemukan pada vagina yang jumlahnya berlipat ganda dan tak terkendali. Area sekitar genetalia (vagina) terasa gatal. Selanjutnya rasa gatal itu terasa sangat gatal dan menyakitkan. Pada pria akan tampak berupa warna merah pada ujung penis dan mungkin akan ada titik metah pada kulup glans penis, bahkan kulup tampak seperti luka bakar. Infeksi candida bisa ditularkan dengan muidah melalui hubungan seksual, yang akhirnya pasangan anda juga akan terinfeksi.

i.        Bacterial Vaginosis
           Kondisi dimana jumlah bakteri dalam vagina berlipat dan tak terkendali, bahkan tidak lagi berperan sebagai flora normal malah menimbulkan infeksi yang serius. Beberapa wanita tidak merasakan adanya infeksi BV ini (tidak memunculkan gejala, tampak normal). Gejala yang paling umum adalah keluarnya cairan berwarna gelap yang mengeluarkan bau tidak sedap, menimbulkan iritasi dan rasa panas pada saat berkemih (jarang). Melalui kontak fisik (seksual) langsung dengan penderita tanpa mengenakan “pelindung”.

j.        Trichomoniasis (trich)
           Infeksi ini disebabkan parasit kecil pada tempat-tempat yang hangat dan lembab pada tubuh manusia terutama di vagina. Gejala biasa muncul pada 1-4 minggu. Gejala yang muncul: keluarnya cairan vagina yang berwarna putih atau hijau-kekuningan, berbuih serta berbau tidak sedap, vagian tampak merah dan gatal. Pada pria, ujung glans penis nya mengalami iritasi. Melalui kontak fisik (hubungan seksual) dengan penderita secara langsung.

k.      Kutu Mons Pubis (ketam)
           Dispesialisasi untuk ketam yang hidup di bagian tubuh manusia yang lembab dan berambut, terutama mons pubis. Kutu jenis ini sering ditemukan pada selangkangan dan bisa bertahan hidup tanpa makanan (darah manusia) selama 24 jam. Kutu yang dimaksud berwarna abu-abu kekuningan dan membutuhkan waktu 1 minggu untuk menetaskan telur mereka yang terdapat pada masing-masing helai mons pubis. Penderita akan terasa gatal pada area sekitar genetalia, terutama pada mons pubis. kontak kelamin secara langsung dengan penderita menjadi salah satu mediasi penularan kutu ini.

l.        Chancroid
           Penyakit ini diawali dengan benjolan-benjolan kecil yang muncul disekitar genetalia atau anus, 4-5 hari setelah kontak dengan penderita. Benjolan itu akhirnya akan terbuka dan mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Borok chancroid pada pria biasanya sangat menyakitkan, sedangkan pada wanita tidak menimbulkan rasa sakit. Bila tidak diobati, borok pada pria akan membesar, sehingga satu-satunya cara untuk mengobatinya adalah mengamputasi penis. Cara pencegahannya gengan menghindari kontak langsung dengan penderita.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DAN DAMPAK


A. Faktor - Faktor
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seks pranikah. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
1)      Faktor internal
Faktor internal ini meliputi beberapa aspek, diantaranya, pengetahuan, aspek-aspek kesehatan reproduksi seperti perubahan hormonal, sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku, kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya hidup, pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, agama, dan status perkawinan.
2)      Faktor eksternal
Faktor eksternal ini meliputi beberapa aspek diantaranya, kontak dengan sumber-sumber informasi, keluarga, lingkungan, teman pergaulan, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku tertentu.

B. DAMPAK PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA
Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya sebagai berikut :
1)      Dampak psikologis
Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya perasaan marah, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.
2)      Dampak fisiologis
Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi.
3)      Dampak sosial
Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut
4)      Dampak fisik
Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono (2003) adalah berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS) yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS.

Hubungan Seks Pra Nikah (PREMARITAL SEX)


A.    PENGERTIAN PREMERITAL SEKS
       Premarital sex adalah salah satu bentuk seksual yang dilakukan oleh remaja, yang meliputi hal-hal yang berhubungan dngan seksualitas melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse). Yang dilakukan oleh pasangan yang keduanya tidak terikat dalam pernikahan. Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri.
 
1.      Bentuk-bentuk perilaku seksual
a.       Kissing
Kontak fisik antar lawan jenis dengan menempelkan bibir pria ke bibir wanita untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu. Kissing dianggap sebagai hal yang wajar bagi orang pacaran sehingga tak jarang dilakukan di tempat umum.
b.      Necking
Kontak fisik antar lawan jenis dengan menggigit bagian tubuh pasangan,seperti leher  atau bahkan bagian payudara wanita. Hal ini dilakukan untuk mencari sensasi berpacaran atau hanya sekedar pamer belaka .
c.       Petting
Petting adalah kontak atau hubungan fisik antara orang untuk menghasilkan rangsangan erotis tetapi tanpa melakukan hubungan intim/senggama. Petting, yang termasuk di dalamnya adalah menyentuh dan mengelus dengan lembut berbagai bagian tubuh terutama payudara dan organ vital, biasanya lebih dapat diterima daripada hubungan seks karena petting bersifat kurang intim dan tidak menyebabkan kehamilan.
d.      Inter course
Hubungan fisik yang dilakukan dengan memasukkan organ genetal pria ke organ genetal wanita layaknya hubungan suami istri. Perilaku  ini cenderung dilakukan karena hawa nafsu akan seksual yang tidak dapat dibendung lagi.
e.       Oral seks
Oral seks adalah termasuk beberapa tipe rangsangan seperti Fellatio (dari bahasa latin untuk ”menghisap” atau ”menyedot”) merujuk kepada rangsangan terhadap penis laki-laki dan Cunnilingus (dari bahasa latin untuk ”vulva” dan ”lidah”) merujuk kepada stimulasi atau rangsangan oral terhadap organ vital wanita.
f.       Masturbasi
Masturbasi adalah merujuk kepada pemuasan seks yang dilakukan oleh diri sendiri yang melibatkan beberapa bentuk dari stimulasi/rangsangan fisik langsung. Masturbasi biasanya melibatkan menggosok, menyentuh, mengelus dengan lembut, meremas atau dengan merangsang organ vital, tetapi masturbasi juga dapat melalui rangsangan dari bagian tubuh lain, seperti payudara, paha bagian dalam, atau anus.